UNTUKMU LAKI-LAKI YANG MENCINTAIKU TANPA SYARAT.





Aku masih terteguh antara percaya dan tidak. Setelah apa yang ku lakukan padamu kau masih berbalik dan memelukku. Tak sedikitpun menyalahku. Meskipun perih itu menggores luka di hatimu ,menitikan air matamu. Tapi kau tetap saja kembali padaku.
Hingga sang waktu yang mengurai cerita. Berulang kali aku katakan, aku ingin putus. Aku ingin  pergi darimu. Aku bosan denganmu. Aku ingin hidup bebas tanpa kamu. Ke sini dan ambil semua barang-barangmu padaku. Jangan ganggu hidupku lagi. Jangan hubungi aku lagi.
Toh kamu pun hanya diam saja. Sesekali kepalamu menggeleng. Namun raut wajamu tak mampu kau sembunyikan dariku. Ku perhatikan ada butiran-butiran air mata yang menetes tanpa izin.
“kamu menangis? Ini maunya kamu kan? Sudahlah tak usah kau pasang ekspersi yang seprti itu, toh itupun tak akan mengubah pendirianku. “
“maafkan aku. Aku tak bisa mendengarkan kata-kata seperti itu. Aku tak kuat. Aku tak mau pisah darimu jangan tinggalkan aku. ” katamu lirih.
 Lihatkan egoisnya aku yang berceloteh tanpa pernah memikirkan sedikitpun perasaanmu. Lihat kan arogannya aku yang memaksamu menjauhiku. Ahhh aku selalu saja begitu. Menyesalpun kadang tak merubah kondisi. Aku tetap kokoh pada pendirianku. Terlalu banyak aku menyakitimu hingga aku hampir lupa bahwa kamu juga punya perasaan yang harus aku jaga.
****
Malam pun juga mengurai kisah. Sama halnya aku dan kamu yang kian larut dalam asmara kita. Namun entah apa yang mengusikku. Aku sama skali  tak pernah menyerahkan hatiku padamu sejauh ini. Sejauh hubungan yang selama ini kita jalani. Rasaku hambar padamu. Aku mati rasa mencintaimu. Bahkan tak sedikitpun aku takut kehilanganmu. Mengapa? Karena aku selalu berifkir toh ujung-ujugnya kamu juga akan kembali padaku. Mengulang kisah ini lagi dan seolah-olah tak ada apa-apa yang terjadi. Itulah sejata utamaku.
Dan dalam dingin malam yang ngusuk tulang pertengkaran hebat itu harus terjadi lagi. Aku marah besar padamu. Aku tak perduli meskipun ku tau kau hanya bercanda dan tak maksud menyakitiku. Emosiku yang tak mampu ku kendalikan. Dan lagi aku menyuruhmu pergi, mengemasi seluruh barang-barangmu dan mengusirmu. Ku paham betapa hancurnya hatimu kuperlakukan seperti itu. Tapi aku tak perduli. Ku lirik wajah sedihmu nampak beradu dengan dinginnya malam. Tak sepetah kata pun kau keluarku. Namun bahasa tubuhmu mampu bercerita.
Diam dan hening. Kutatap penuh dirimu. Tanpa ada isyarat apa-apa . Hanya air matamu yang semakin berani bercerita. Hatiku mulai sakit. Hatiku perih. Inikah perlakuanku padamu selama ini.? Inikah keegoisanku selama ini. Inikah rasa cintaku padamu. Aku sungguh menyesal. Ku tundukkan pandanganku. Tak berani lagi ku tatap wajahmu. Seolah aku perempuan yang paling berdosa. Aku menyesal sangat meyesal dan untuk pertama kalinya aku merasakan aku jatuh cinta padamu.
Sakit itu kian meresap dalam nadiku. Inikah yang aku lakukan padamu? Pada laki-laki yang tak pernah sedikitpun mengeluh dihadapanku. Tak pernah sedikitpun berlaku kasar padaku. Laki-laki perasa yang penuh kasih sayang. Laki-laki mandiri yang penuh tanggung jawab. Inikah yang aku lakukan padamu? Maafkan aku yang selalu membuatmu bersedih. Maafkan aku yang mendewakan keegoisanku. Maafkan aku sayangku. Maafkan aku.
Isakku pecah malam itu. Bersama bintang yang menjadi saksi.  Dekapanmu yang membuatku tenang. kata maafmu kian membuatku terluka. Aku yang salah dan kamu yang minta maaf tanpa henti. Aku menyesal sungguh sangat menyesal sayangku. Kurasakan sakit dan sesak yang tak tertahankan. Aku tak mau lagi membuatmu seperti ini. Aku tak bisa terus melukaimu. Hatiku sakit dan perih. Aku akan belajar untuk lebih menghargaimu dengan cintaku. Dengan cintaku ini. Yaa aku jatuh hati padamu. Pada dirimu, pada perlakuanmu, pada semua tentangmu.
***
Ku lalui hariku dengan penuh semangat. Ku rasakan jiwaku telah bangkit kembali. Rasaku telah hidup. Rohku seolah telah menyatu dengan ragaku. Aku juga mulai mengenal rindu. Gelisah tak mendengar kabar darimu sedetik saja. Aku mulai terbiasa dengan semua perlakuanmu. Aku bahkan marah bila kamu hanya punya sedikitpun waktu untukku meski ku tau kau sibuk dengan rutinitas kuliahmu. Mengurus judul, proposalmu, tugas MID dll. Aku tak mau tau. Kamu harus punya waktu untukku. Meskipun hanya untuk mendengarkan cerita konyolku. Aku bahagia denganmu. Tak pernah sebagai ini sebelumnya. Kau mengajarkanku rindu. Dan kamu sendiri mulai nakal memuatku menangis karena rindu.
Hari ini hari spesial kita. Tak terasa hubungan ini sudah memasuki setangah tahun dan  ku rasa baru kemarin mengenalmu. Baru kemarin jua aku jatuh cinta padamu. Merasakan kasih sayangmu yang tulus untukku. Trima kasih telah bersamaku sejauh ini. Tanpa kamu meminta apa pun. Tanpa menuntut apa pun.
Untukmu laki-laki yang mencintaiku tanpa syarat. Ya itu yang mampu ku gambarkan tentang dirimu. Meski kamu tak pernah mangatakan itu dan risih bila aku mengatakan itu. Kamu memang tak pandai meragkai kata-kata romantis untukku. Kau selalu mengatakan aku kok makin gendut. Ia wajar karena aku makin bahagia denganmu, Aku sangat bahagai. Merasakan merindu tanpa batas denganmu. Belajar mencintaimu tanpa syarat. Itukan yang selalu kamu ajarkan padaku. Terima kasih sayangku. Bolehkan aku terus berada di sampingmu. Mencintaimu dan menyayangimu. Membangun surga bersamamu dan berharap mawaddah denganmu. Katamu menyayangiku bukan hanya karena aku ibu dari anak-anakmu kelak tapi terlebih karena aku belahan jiwamu. Terima kasih cintamu sayangku.  Terima kasih telah mencitaiku dengan luar biasa. Ich liebe dich oppa.

Komentar