BAB II IKLIM (GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA )



NAMA             : MISRAH ANGRAH HUSAIN
NIM                 : 121 544 100 3
KELAS            : ICP OF GEOGRAPHY

Cuaca merupakan keadaan udara pada saat tertentu.  Cuaca terbentuk dari gabunagn unsur-unusr di wilayah yang relative sempit dan jangka waktu yang sempit. Cuaca memiliki jangka waktu 24 jam,bila lebih dari  24 jam di ketegorikan kedalam perkiraan cuaca. (yulmadia.2003)
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dalam waktu yang lama. Ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut klimatologi. Iklim mempunyai sifat tetap, meliputi tempat yang luas, dan berlaku untuk waktu lama.  (anonymous a.2014)
A.    iklim dan cuaca terbentuk dari unsur yang sama,
1.      Penyinaran Matahari
Penyinaran matahari dapat mengubah suhu dipermukaan bumi. Banyaknya jumlah panas yang dapat diterima oleh permukaan bumi tergantung pada lamanya penyinaran, kemiringan sudut datang sinar matahari ke bumi, keadaan awan, dan juga keadaan bumi itu sendiri.
2.       Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu udara disebut termometer. Ada tiga macam skala yang digunakan, yaitu Celcius, Fahrenheit, dan Kelvin. Energi panas matahari tidak semuanya diserap akan tetapi ada sebagian yang dipantulkan kembali ke atmosfer. Dipermukaan bumi perbedaan suhu dari satu tempat dengan tempat lainnya dipengaruhi oleh ketinggian tempat dan letak lintang. Penurunan semacam itu dinamakan Gradien Temperatur Vertikal atau Lapse Rate. Berdasarkan letak astronomis suhu udara akn lebih tinggi didaerah sekitar ekuator. Garis pada peta yang menghubungkan tempat yang memiliki suhu udara sama disebut isobar
3.      Kelembapan Udara
Kelembapan udara adalah kandungan uap air dalam udara. Alat yang digunakan untuk mengukur kelembapan udra adalah higrometer. Kelembapan udara dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a.       Kelembapan Mutlak atau Absolut
Kelembapan mutlak adalah kandungan jumlah uap air dalam 1 meter kubik udara.
b.      Kelembapan Nisbi
Kelembapan nisbi adalah perbandingan antara tekanan uap air yang dikandung udara dengan jumlah maksimum uap air yang dapat dikandung udara pada tekanan dan temperatur tertentu yang dinyatakan dalam persen.
c.       Kelembapan Spesifik
Kelembapan spesifik adalah perbandingan jumlah uap air yang ada dalam 1 kg udara.
4.      Tekanan Udara
Udara merupakan benda gas yang mempunyai massa, dan volume. Oleh karena itu udara memiliki tekanan yang disebut tekanan udara. Besar kecilnya udara dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut barometer. Besar tekanan udara dinyatakan denganmilibar (mb). Ketinggian suatu temapat sangat mempengaruhi besarnya tekanan udara. Tekanan udara disuatu tempat juga dapat berubah karena dipengaruhi oleh suhu udara. Pemanasan radiasi matahadi menyebabkan pemuaian sehingga udara akan menjadi lebih ringan.
5.      Angin
Udara yang bergerak dari daerah yang bertekanan udara tinggi ke tekanan udara yang rendah disebut dengan angin. Angin mempunyai kecepatan yang bergantung pada beda tekanan udara antara dua tempat. Semakin besar beda tekanannya, maka senakin besar kecepatannya. Alat yang digunakan untuk mengukur necepatan angin adalah anemometer. Angin juga memiliki arah, arah gerakan angin selain dipengaruhi oleh perbedaan tekanan, angin juga dipengaruhi oleh gerakan rotasi bumi yang menghasilkan gya coriolis dan gaya gesekan dengan permukaan bumi. Daerah Konvergasi Antar Tropik adalah suatu zona yang memilki suhu tertinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya, dan daerah ini merupakan daerah pertemuan dua angin pasat.
Dibawah ini adalah beberapa jenis angin, yaitu:
a.        Angin Siklon
Angin ini terjadi apabila daerah yang bertekanan rendah dikelilingi daerah yang bertekanan tinggi. Sesuai dengan hukum Boys Ballot, angin dibelahan bumi utara berbelok ke sebelah kanan dan angin yang berada disebelah selatan akan berbelok kiri.
b.       Angin Anti Siklon
Angin ini terjadi jika daerah yang bertekanan maksimum dikelilingi daerah yang bertekanan minimum. Dengan demikian angin siklon gerakannya berputar meninggalkan pusat.
c.       Angin Pasat
Angin ini betiup dari daerah subtropis ke daerah tropis. Hal ini terjadi karena daerah subtropis merupakan pusat tekanan tinggi, sedangkan daerah tropis merupakanpusat tekanan rendah
d.      Angin Muson
Proses terjadinya angin mo=uson di Indonesia sangat dipengaruhi oleh keberadaan dua benua, yaitu Asia dan Australia serta dua samudera, yaitu Hindia dan Pasifik.
e.        Angin Lokal
Yang termasuk kedalam angin lokal adalah angin laut, angin lembah, angin gunung, serta angin fohn. Angin laut adalah angin yang berhembus dari lautan ke daratan. Angin darat adalah angin yang berhenbus dari darat ke laut. Angin lembah adalah angin yang bergerak dari lembah menuju puncak bukit atau gunung. Angin gunung adalah angin yang berhembus dari gunung ke lembah. Sedangkan angin fohn merupakan angin lokal yang terjadi didaerah yang terletak dibelakang pegunungan.
6.      Awan
      merupakan kumpulan titik-titik air atau kristal es di udara yang terjadi karena adanya kondensasi uap air di udara yang melebihi titik jenuh , sedangkan yang dekat dengan permukaan bumi disebut kabut. Inti kondensasi merupakan titik air yang mengumpul pada sekeliling partikel-partikel kecil. Inti- inti tersebut biasanya terdiri atas asap, benda mikroskopik yang bersifat menyerap, dan kristal garam. Jenis awan didasarkan pada bentuk awan dan ketinggiannya didalam atmosfer. yang bergumpal disebut kumulus, awan yang berlapis disebut stratus, dan awan yang berserat disebut cirus. Sedangkan awan tinggi yang tidak memberikan hujan dinamakan alto, dan awan rendah yang memeberikan hujan dinamakan nimbus.
Berdasarkan golongan dibagi menjadi sepuluh, yaitu:
a.       Stratus
b.      Stratokumulus
c.       Kumulus
d.      Nimbostratus
e.       Kumolonimbus
f.       Altokumulus
g.      Altostratus
h.      Sirus
i.        Sirokumulus
j.        Sirostratus
7.      Curah Hujan (Presipitasi)
Curah hujan adalah banyaknya air hujan atau kristal es yang jatuh ke permukaan bumi. Curah hujan juga dapat diukur dengan menggunakan corong hujan atau biasa disebut ombrometer dengan satuan inci atau milimeter.
Ada empat jenis hujan berdasarkan proses terjadinya, yaitu:
a.       Hujan Konveksi
Hujan konveksi adalah hujan yang terjadi karena adanya pemanasan sinar matahari pada suatu massa udara sehingga gerakan udra tersebut naik dan mengalami pengembunan. Hujan konveksi disebut juga hujan zenithal.
b.      Hujan Orografis
Hujan orografis adalah hujan yang terjadi karena gerakan udara yang menaiki lereng pegunungan dan mangalami kondensasi. Udara yang telah mengalami kondensasi tersebut membentuk awan yang menimbulkan hujan.
c.       Hujan Frontal
Hujan ini terjadi karena tumbukan antara udara panasdan udara dingin. Udara panas naik dan terjadi kondensasi sehingga menimbulkan hujan.
d.      Hujan Konvergensi
Hujan konvergensi adalah hujan frontal pada daerah konvergensi antar tropik yang terjadi karena pertemuan dua massa udara yang besar dan tebal. (anonymous a.2014)


B.     Klasfikasi iklim di Indonesia
  1.  Menurut Schmidt–Ferguson
Schmidt–Ferguson mengklasifikasikan iklim berdasarkan jumlah rata-rata bulan kering dan jumlah rata-rata bulan basah. Suatu bulan disebut bulan kering, jika dalam satu bulan terjadi kurang dari 60 mm. Disebut bulan basah, jika dalam satu bulan curah hujannya lebih dari 100 mm. Iklim Schmidt dan Ferguson sering disebut juga Q model karena didasarkan atas nilai Q. Nilai Q merupakan perbandingan jumlah ratarata bulan kering dengan jumlah rata-rata bulan basah.
Nilai Q dirumuskan sebagai berikut:

Nilai Q ditentukan dari perhitungan rata-rata bulan kering dan bulan basah selama periode tertentu, misalnya 30 tahun.
Contoh penentuan iklim daerah X berdasarkan nilai Q.
Diketahui:
Selama 30 tahun, jumlah rata-rata bulan kering = 2 dan jumlah ratarata bulan basah = 8.



Berdasarkan tabel 7.3, daerah X dengan nilai Q = 0,25 termasuk beriklim B atau basah.

  1. iklim Menurut Oldeman
Penentuan iklim menurut Oldeman menggunakan dasar yang sama dengan penentuan iklim menurut Schmidt-Ferguson, yaitu unsur curah hujan. Bulan basah dan bulan kering dikaitkan dengan kegiatan pertanian di daerah tertentu sehingga penggolongan iklimnya disebut juga zona agroklimat. Misalnya, jumlah curah hujan sebesar 200 mm tiap bulan dipandang cukup untuk membudidayakan padi sawah. Sedang untuk membudidayakan palawija, jumlah curah hujan minimal yang diperlukan adalah 100 mm tiap bulan. Selain itu, musim hujan selama 5 bulan dianggap cukup untuk membudidayakan padi sawah selama satu musim.
Dalam metode ini, dasar penentuan bulan basah, bulan lembap, dan bulan kering sebagai berikut:
a.       Bulan basah, apabila curah hujannya > 200 mm.
b.       Bulan lembap, apabila curah hujannya 100–200 mm.
c.       Bulan kering, apabila curah hujannya < 100 mm.
Berdasarkan bulan basah, Oldeman menentukan lima klasifikasi iklim atau daerah agroklimat utama seperti tabel berikut ini :


Berikut ini adalah tipe-tipe iklim menurut Oldeman.
Iklim A : Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan.
Iklim B : Jika terdapat 7–9 bulan basah berurutan.
Iklim C : Jika terdapat 5–6 bulan basah berurutan.
Iklim D : Jika terdapat 3–4 bulan basah berurutan.
Iklim E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan.
  1.  Iklim Menurut Junghuhn
Junghuhn mengklasifikasikan iklim berdasarkan ketinggian tempat dan mengaitkan iklim dengan jenis tanaman yang tumbuh dan berproduksi optimal sesuai suhu di habitatnya. Junghuhn mengklasifikasikan iklim menjadi empat seperti yang ditunjukkan gambar berikut ini :

Pembagian daerah iklim tersebut adalah sebagai berikut.
a. Daerah Panas/Tropis
Tinggi tempat : 0–600 m di atas permukaan laut.
Suhu : 22° C–26,3° C.
Tanaman : padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa.
b. Daerah Sedang
Tinggi tempat : 600 m–1500 m di atas permukaan laut.
Suhu : 17,1° C–22° C
Tanaman : padi, tembakau, teh, kopi, kina, sayur-sayuran.
c. Daerah Sejuk
Tinggi tempat : 1500–2500 m di atas permukaan laut.
Suhu : 11,1° C–17,1° C
Tanaman : kopi, teh, kina, sayur-sayuran.
Daerah Dingin
Tinggi tempat : lebih dari 2500 m di atas permukaan laut.
Suhu : 6,2° C–11,1° C
Tanaman : Tidak ada tanaman budidaya ( anonymous
b.2014)
4. Klasifikasi Iklim MOHR (1933)
Klasifikasi iklim di Indonesia yang didasrakan curah hujan agaknya di ajukan oleh Mohr pada tahun 1933. Klasifikasi iklim ini didasarkan oleh jumlah Bulan Kering (BK) dan jumlah Bulan Basah (BB) yang dihitung sebagai harga rata-rata dalam waktu yang lama.
·         Bulan Basah (BB)  :  Bulan dengan curah hujan lebih dari 100 mm (jumlah curah hujan bulanan melebihi angka evaporasi).
·         Bulan Kering (BK)  :  Bulan dengan curah hujan kurang dari 60 mm (jumlah curah hujan lebih kecil dari jumlah penguapan).
Tahap-tahap penentuan kelas iklim menurut Mohr :
1.    Ambil data curah hujan bulanan dari jangka waktu lama (30 tahun).
2.    Jumlahkan curah hujan pada bulan yang sama selama jangka pengamatan.
3.    Cari curah hujan rata-rata bulanan.
4.    Dari harga rata-rata curah hujan bulan itu pilih BK dan BB nya.
5.    Dari kombinasi BK dan BB itu dapat ditentukan kelas iklimnya.
Klasifikasi Iklim Mohr (1933)
Jadi contoh perhitungan di atas BK=3, BB=6 berarti termasuk kelas iklim III, berarti “daerah dengan masa kering yang sedang”. (anonymous c.2014)

C.     Pengaruh iklim terhadap pertanian
Hasil pertanian selain dipengaruhi oleh faktor tanah juga ditentukan oleh faktor iklim. Hal itu bisa terjadi karena iklim merupakan kondisi alam dalam wilayah yang luas sehingga manusia tidak dapat mengendalikan iklim maupun cuaca yang akan terjadi. Namun manusia dapat mensiasati hal itu dengan berbagai pendekatan. Pendekatan yang efektif adalah dengan menyesuaikan sistem usahatani dengan kondisi iklim setempat, dengan menanam jenis tanaman yang sesuai misalnya bawang merah dan bawang putih ditanam pada musim kemarau, padi di tanam pada musim penghujan dan lain sebagainya. Analisis data iklim dan cuaca harus secara kompeherensif dan berkelanjutan karena iklim dan cuaca merupakan sistem yang selalu dapat berubah. (Anonymous d.2014)
Berbagai proses fisiologi, pertumbuhan dan produksi tanaman sangat dipengaruhi oleh unsur cuaca, yaitu keadaan atmosfer dari saat ke saat selama umur tanaman, ketersediaan air (kelembaban tanah) sangat ditentukan oleh curah hujan dalam periode waktu tertentu dan disebut sebagai unsur iklim. Demikian juga, pertumbuhan dan produksi tanaman merupakan akumulatif dari proses fisiologi selama fase atau periode pertumbuhan tertentu  oleh sebab itu dalam pengertian yang lebih teknis dapat dinyatakan bahwa pertumbuhan dan produksi tanaman dipengaruhi oleh berbagai unsur iklim (sebagai akumulasi keadaan cuaca) selama pertumbuhan tanaman. (Anonymous d.2014)
Secara teknis dalam budidaya tanaman, hampir semua unsur iklim berpengaruh.  Namun masing-masing mempunyai pengaruh dan peran yang berbeda teradap berbagai aspek dalam budidaya tanaman. Unsur iklim terhadap hasil tanaman mempunyai pengaruh terhadap besarnya jumlah produksi tanaman. Efektivitas dan efisiensi pestisida untuk pengendalian hama dan penyakit pada tanaman juga sangat ditentukan oleh curah hujan, suhu udara dan kelembaban.  Pengendalian hama terpadu (PHT) dengan menggunakan musuh alami yang dimungkinkan atas dasar pengetahuan tentang iklim dan cuaca.  Faktor cuaca, suhu, curah hujan, kelembaban dan faktor cuaca lainnya dapat mempengaruhi cara dan keberhasilan pengendalian hama penyakit, baik yang dilakukan dengan cara kimiawi, hayati maupun kultur teknis. (Anonymous d.2014)
Perubahan iklim akan berdampak pada pergeseran musim, yakni semakin singkatnya musim hujan namun dengan curah hujan yang lebih besar. Sehingga, pola tanam juga akan mengalami pergeseran. Perubahan iklim akan mempengaruhi hasil panen yang kemungkinan besar akan berkurang disebabkan oleh semakin keringnya lahan akibat musim kemarau yang lebih panjang. Pada skala yang ekstrem, berkurangnya hasil panen dapat mengancam ketahanan pangan. Selain itu, kebutuhan irigasi pertanian juga akan semakin meningkat namun disaat yang sama terjadi kekurangan air bersih karena mencairnya es di kutub yang menyebabkan berkurangnya cadangan air bersih dunia. Hal ini dapat berujung pada kegagalan panen berkepanjangan yang juga menyebabkan pasokan pangan menjadi sangat tidak pasti. Fluktuasi suhu dan kelembaban udara yang semakin meningkat yang mampu menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan organisme pengganggu tanaman.. (Anonymous d.2014)
D.    Pengaruh iklim terhadap perhubungan/transportasi
Perubahan Iklim merupakan dampak dari pemanasan global, pemanasan global disebabkan oleh meningkatnya gas rumah kaca terutama karbondioksida CO2 dan metana CH4 Menurut IPCC Gas karbondioksida terjadi akibat bahan bakar fosil dengan tujuan menghasilkan energi.  Umat manusia sangat tergantung dengan energi yang berasal dari bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil dapat berupa minyak bumi dan batubara akan memicu bertambahnya gas CO (anonymous e.2014)
Menurut Ilmuwan perubahan iklim akan berdampak pada cuaca, tinggi permukaan air laut, pertanian dan kesehatan bagi manusia.
  • Cuaca: Iklim menjadi tidak stabil, musim hujan akan sangat basah dan musim kemarau akan sangat kering. Lihat gambar dimana kondisi tanah yang menjadi sangat kering.
  • Naiknya permukaan air laut: Hasil Penelitian ITB tahun 2007 bahwa permukaan air laut teluk Jakarta meningkat setinggi 0,8 cm, maka diperkirakan tahun 2050 daerah seperti Kosambi, Penjaringan, dan celincing dan Bekasi seperti Muaragembang, babelan dan Tarumajaya akan terendam. (anonymous e.2014)
Menurut Prof Dr Emil Salim diperkirakan 20 persen pulau di Indonesia akan tenggelam pada musim angin barat. Naiknya permukaan air laut tiap tahun 0,5 cm dan pada tahun 2030 akan menjadi 15 cm.
  • Pertanian; Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat. Akan terjadi kelaparan yang disebabkan oleh gagal panen dan harga kebutuhan sehari-hari akan melonjak naik karena permintaan lebih banyak dibandingkan dengan barang yang tersedia di pasaran. Contoh: harga cabe, beras, buah-buahan.
  • Kesehatan:. Perubahan iklim  yang secara ekstrim akan menimbulkan bencana alam, lihat gambar 5 timbulnya bencana alam seperti banjir akan menyebabkan timbulnya penyakit seperti diare, malnutrisi, penyakit kulit dan trauma pisikologis. Pengeseran ekosistem akan menimbulkan penyakit demam berdarah, ditambah dengan polusi udara disebaakan oleh emisi gas pabrik akan menimbulkan penyakit asma, alergi, penyakit jantung dan paru kronis. (anonymous e.2014)
Ada beberapa cara  yang dapat masyarakat lakukan untuk mengurangi emisi CO2 yaitu:
  • Menggunakan Transportas publik dan menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan.
  • Dalam jarak yang dekat usahakan berjalan kaki. (anonymous e.2014)


DAFTAR PUSTAKA
Anonymous a.2014.http://rizsains.blogspot.com/2013/04/unsur-unsur-pembentuk-cuaca-dan-iklim.html. diakses tanggal 1 oktober 2014

Anonymous b.2014.http://www.siswapedia.com/iklim-menurut-schmidt-ferguson-oldeman-dan-junghuhn/. Diakses tanggal 1 oktober 2014

Anonymous c.2014.http://rivaarifin.blogspot.com/2014/03/klasifikasi-iklim-di-indonesia.html. Diakses tanggal 1 okteober 2014

Anonymouc d.2014.https://www.academia.edu/4838088/Hubungan_Iklim_dengan_Pertanian. Diakses tanggal 1 oktober.2014
 
Anonymous e.2014.http://younggeomorphologys.wordpress.com/2010/04/07/peranan-iklim-untuk-pariwisata/. Diakses tanggal 1 oktober 2014

Yulir Yulmadia.2004. Geografi 2. Jakarta : Bumi Aksara




Komentar